Bukittinggi, Lenterarakyat.id (Senin, 11/12/23)
Silek Tuo Se-Luhak Nan Tigo menggelar acara sarasehan di Hotel Grand Malindo Bukittinggi hari ini (Senin, 11/12/23) acara serasehan ini mengusung tema “Kebudayaan Untuk Bukittinggi Hebat”.
Sebanyak 35 orang peserta dari 3 Luhak (Luhak Agam, Tanah Datar dan Luhak 50 Kota) mengikuti acara ini. Sarasehan Tuo Silek Se-Luhak Nan Tigo dibuka Kabid Kebudayaan Disdikbud Kota Bukittinggi H. Heru Tri Astanawa.,S.Pd.I.M.Pd didampingi Sekum IPSI Kota Bukittinggi M. Irfa Fauzan, Kasat Bitmas AKP. Yoni Handra.,SH dan Kodim 0304 / Agam.
Dalam Kata Sambutannya Heru Astanawa mengatakan, Pemko Bukittinggi sangat perhatian dengan nilai nilai budaya termasuk Silek sudah tercatat Warisan Tak Benda telah diakui UNESCO, Jika tidak diwariskan silek tradisi oleh Tuo Silek, maka silek hanya tinggal sekedar nama, bahkan silek diharapkan bisa kembali menjadi nilai budaya di Kota Bukittinggi.
Sementara itu, Sekum IPSI Kota Bukittinggi Ifra Fauzan Sutan Kabasaran menyampaiakan kepada media bahwa Bagaimana tradisi silek tuo ini bisa masuk kesekolah dan diperkenalkan pada anak – anak kita disekolah.
Juga dalam kaitan pengembangan Silek Tradisi diadakan Festival Silek Trasdisi 2023 Tingkat SD dan SLTP Se-Kota Bukittinggi (13-15/12/2023) di Lokasi Pasa Ateh. Serta bagaimana kedepannya Silek Tuo ini menemukan titik terang perkembangan Silek Tradisi tetap awet.
Ditempat yang sama Ketua Panitia Penyelenggara Eva Yuliana Fatimah mengatakan, adapun maksud dan tujuan dari kegiatan ini adalah :
1. Sebagai Ajang silaturrahmi Tetua silek yang ado di Luhak Nan Tigo. Karena selama ini kita tahu Para Tetua silek kita ini hanya bertemu di Gelanggang saja.
2. Mencetuskan silek – silek kita ini untuk masuk menjadi program di sekolah – sekolah agar kebudyaan silek ini bisa kita lestarikan untuk anak – anak kita nantinya. Ungkap Eva.
Saya berharap kedepannya anak – anak kita bisa memahami tradisi adat istiadat serta kebudayaan kita, terlebih lagi tentang silek tuo ini, kalau bisa silek tuo ini bisa kita perkenalkan kepada anak – kita sejak usia dini. Pungkas Eva mengakhiri. (RSA)