Home / Feature

Jumat, 15 Oktober 2021 - 11:21 WIB

AMIN RAIS TAKANAI BARAGIAH

AMIN _RAIS dan GUSDUR

AMIN _RAIS dan GUSDUR

AMIN RAIS TAKANAI BARAGIAH
Oleh ; Harmen St. Rangkayo Basa
Sungai Pua, 14 Oktober 2021

BUKITTINGGI, LENTERA RAKYAT.ID – Sebuah drama kaset Minang yang dikeluarkan sekitar tahun 80-an Produksi Balerong Grup pimpinan Yus Dt. Parpatiah yang lebih terkenal dengan Datuak Rajo Angek. Judulnya ” _Takanai_ _Baragiah“_ . Drama ini berkisah tentang seorang sumando orang Minang bersuku Jawa. Saya lupa namanya. Tetapi saya ingat nama istrinya (Santi) Kedua orang ini ada kurangnya. Si laki-laki langiah suaranya, agak sedikit bodoh tetapi sok pintar, Si istri sedikit kurang pintar.

Lama setelah menikah mereka belum juga dikaruniai anak. Akhirnya masing-masing menuduh pasangannya mandul. Hampir tiap hari mereka bertengkar yang berujung kepada perceraian. Jatuhlah talak tiga dari Si Langiah ini. Setelah talak jatuh baru tahu dia bahwa tidak boleh rujuk lagi kecuali setelah si istri menikah lagi dengan laki-laki lain, bergaul, bercerai, habis iddah baru boleh kawin lagi dengan Si Langiah. Setelah bercerai itu mereka sama-sama menyesal, ingin rujuk tapi tak bisa.

Akhirnya mereka mengupah seseorang menjadi penghalal. Nikah tahlil dalam istilah fikih. Adalah seorang laki-laki tua. Si Balok namanya, gaya bicaranya tidak lancar, kurang pintar juga sedikit. Dia ditawari kawin dengan Si Santi. Tapi dengan syarat setelah nikah dan bergaul cerai lagi, Dia mau dan diberi upah, Di Minang namanya kawin cino buto.

Setelah menikah dan seterusnya mereka dikaruniai anak. Bahagianya Santi hidup dengan Si Balok. Gaek itu berhasil membahagiakan Si Santi dengan dapatnya anak. Akhirnya mereka lupa janji bahwa harus bercerai. Datanglah Si Langiah menagih janji Si Balok, namun apalah daya Si Balok tidak mau bercerai, Ia terlanjur cinta dengan Santi demikianpun sebaliknya karena si Balok sudah memberinya momongan. Akhirnya, Si Langiah Menyesal. Kata orang Minang, “Kok ingin tahu cantiknya istri ceraikan dia talak tigo

Baca juga  Legenda Bancah Puti Janik Part (5)

Di kehidupan nyata saya teringat apa yang terjadi dengan pemilihan presiden yang ke-4 pasca reformasi. Tahun 1999 adalah Pemilu pertama era reformasi yang disiapkan oleh Habibi. Masa itu ada tiga tokoh yang menjadi tokoh sentral reformasi yang menonjol dan berpengaruh: Megawati, Gusdur dan Amin Rais. Hasil pemilu menyatakan PDI menang. Jika pemilihan presiden seperti sekarang maka dipastikan Mega yang jadi presiden. Namun waktu itu pemilihan presiden masih di tangan MPR.

Kelompok Islam atau yang berpihak padanya punya skenario. Amin Rais digadang-gadang akan diusung oleh partai-partai Islam. Tetapi ada satu tokoh lagi yang juga tidak kalah pendukungnya, yaitu Gusdur. Cerita Cak Imin waktu itu beliau diajak Amin Rais ke rumah Gusdur. Maksudnya mungkin sekedar berbasa-basi dengan Gusdur atau setidaknya mintak restu Gusdur. Menurut prediksi Amin Rais meskipun Gusdur ditawari jadi calon presiden oleh Amin Rais pasti dia menolak dan menunjuk Amin Rais. Kata Cak Imin, waktu mereka datang ke rumah Gusdur beliau sedang tidur. Karena tamu datang beliau bangun. Lalu kata Cak Imin pak Amin menawarkan Gusdur jadi presiden. Di luar dugaan Gusdur langsung menerima. Katanya, “ Masa tawaran Pak Amin ditolak”.

Baca juga  LEGENDA BANCAH PUTI JANIK Part (1)

Dalam perjalanan pulang Pak Amin merasa menyesal karena bukan menolak tawaran tapi ternyata malah beliau menerima. Menurut cerita Yusril malam sebelum pemilihan presiden Habibi mengumpulkan beberapa tokoh di masjid Istiqlal. Pak Habibi akan mencalonkan Pak Amin sebab Habibi tak mungkin mencalonkan diri lagi karena laporannya ditolak. Pak Yusril diamanahkan untuk menyampaikan hal ini kepada Pak Amin. Keputusan harus jelas selambat-lambatnya habis subuh. Ketika hal ini disampaikan kepada Pak Amin kata Pak Amin beliau sudah terlanjur menawarkan kepada Gusdur dan Gusdur menerima. Tapi beliau mencoba kembali membujuk Gusdur agar beliau bersedia mundur. Kepastiannya ba’da subuh.

Sampai pagi hari kata Yusril, Pak Amin tidak memberi kabar. Belakangan diketahui bahwa ketika Gusdur ditawari mundur dari pencalonannya dan menyerahkannya kepada Pak Amin, apa kata Gusdur? “Kan Pak Amin yang menawari saya jadi presiden. Jika Pak Amin mau menarik dukungan saya bersedia asalkan Pak Amin mau mengumumkannya di hadapan rakyat Indonesia secara resmi. “ kata Gusdur. Tentu saja Pak Amin tidak mau. Pada akhirnya, Gusdur jadi presiden dan Pak Amin sampai hari ini belum jadi presiden juga. Andai saja Pak Amin tidak menawari Gusdur……Takanai baragiah Pak Amin. Jan basoi urang cadiak tu, Pak.

Editor : Surya Hadinata, SH

Share :

Baca Juga

Feature

Legenda Bancah Puti Janik Part (4)

Feature

Legenda Bancah Puti Janik Part (3)

Feature

Legenda Bancah Puti Janik Part (5)

Feature

PERAN ALUMNI LIPIA DI KAMPUNG HALAMAN

Feature

Pengalaman Gara Gara Mantra

Feature

LEGENDA BANCAH PUTI JANIK Part (2)

Feature

Pengunduran Tanggal Merah Maulid Nabi 1443 H, Diprotes Pedagang Es Doger

Feature

Soeharto Antara Benci Dan Rindu