AGAM, LENTERARAKYAT.ID — Kata Jurnalis mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita, jurnalis sering kali dikait-kaitkan dengan pemberitaan. Secara umumnya Jurnalis adalah sebuah informan atau corong bagi masyarakat dalam mendapatkan informasi dalam beberapa pemberitaan menjadi penerang bagi masyarakat.
Namun Menurut KBBI, jurnalis merupakan seseorang yang pekerjaannya mengumpulkan serta menulis pemberitaan, baik di media massa cetak, maupun elektronik. Pada dasarnya, inti pekerjaan jurnalis atau sebutannya wartawan dan reporter itu sama, yaitu mencari, meliput, dan memproduksi berita untuk disebarkan kepada masyarakat.
Sebelum melangkah maju, menjadi seorang jurnalis bisa melalui berbagai cara salah satunya pelatihan jurnalistik untuk generasi muda yang diadakan oleh World Resources Institute (WRI) Indonesia selama empat hari berturut-turut dari Senin (29/08) hingga Kamis (01/09) bertempat di Aula Balcone Hotel& Resort yang berada di KM 7 Padang Hijau, Jl. Raya Bukittinggi, Gadut, Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Konsultan Jurnalisme Warga-WRI Indonesia Syofiardi Bachyul menyampaikan syarat untuk menjadi seorang jurnalis warga harus memiliki kepekaan terhadap peristiwa, keingintahuan yang tinggi, sikap tidak mudah percaya, semangat berbagi informasi, memiliki peralatan yang menunjang, serta memiliki kemampuan melaporkan.
Dalam pelatihan yang bertema Jurnalisme Warga Melaporkan Kegiatan dan Isu di Komuditas ini terdapat 29 peserta yang bukan hanya berasal dari Sumatera Barat (Sumbar) saja, melainkan juga dari luar Sumbar seperti dari Provinsi Jambi dan Kalimantan.
“Kenapa ini dilakukan, karena mereka semua kan dari nagari, dan perhutanan sosial itu kan letaknya di nagari bisa dibilang pelosok lah rata-rata, apapun informasi dari tempat mereka baik masalah hutan ataupun sosial itu jarang diberitakan, kalaupun ada di media sosial untuk menyampaikan informasi kan butuh kemampuan untuk menyampaikan informasi yang bisa dipercaya,” jelas Syofiardi Bachyul JB saat ditemui lenterarakyat.id pada hari kedua pelatihan, Selama (30/08).
Menuru Syofiardi, untuk menginformasikan kejadian yang terjadi di lingkungan baik itu sosial budaya, sejarah dan lain sebagainya adalah peran dari Generasi Muda. “Tugas kami disini membantu teman-teman muda bisa memiliki keterampilan menyampaikan informasi dari nagari mereka, sehingga masyarakat terbantu dan tersampaikan persoalan mereka”, tambahnya.
Bukan hanya itu, di pelatihan Jurnalis Warga ini mereka bukan hanya dididik keterampilan saja, tetapi juga materi lainnya yang berkaitan untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan peserta, misalnya tentang demokrasi. Bagaimana mereka berperan dalam demokrasi Indonesia ditempat asal mereka.
“Kepala Dinas Kehutanan Sumatera Barat juga sudah menyampaikan kemarin, generasi muda agak kurang dilibatkan dalam beberapa komuditas perhutanan sosial, jadi ini salah satu jawaban bagaimana dalam perhutanan sosial ini generasi muda bisa dilibatkan”, tambahnya.
Melalui kegiatan Jurnalis Warga ini, Ia berharap bukan hanya menyangkut program kehutanan sosial saja tetapi hak-hak masyarakat di daerah perkampungan terutama bisa tersampaikan, bagaimana mereka mendapatkan informasi yang setara dan bisa meginformasikan kegiatan-kegiatan mereka secara luas sehingga tidak ada kesenjangan informasi, jangan sampai hanya mendapatkan informasi dari luar tetapi dari kampung mereka sendiri tidak ada. (Ayu)
Editor : Surya Hadinata, SH