BUKITTINGGI, LENTERA RAKYAT.ID — Bermula dari stunting ekonomi yang masih belum membaik hingga saat ini. Krisis yang marak terjadi di tengah-tengah masyarakat pun berdampak sangat besar bagi kehidupan, hingga secara langsung kesejahteraan rakyat sudah terancam.
Apalagi bagi calon-calon kader bangsa yang ingin mengecap pendidikan tinggi dalam mencapai cita-cita, yang nantinya akan menjadi penegak bangsa.
Namun, jabatan sering membutakan para oknum yang berlaku sesuai kehendak hatinya tanpa memikirkan logika dan hati nurani, yang kali ini dilakoni oleh oknum Wakil Rektor II Institut Agama Islam Negeri(IAIN) Bukittinggi yang berinisial (NH).
Oknum yang bertitlekan Doktor ini diduga “perkosa” (merampas hak untuk mengenyam pendidikan) yang sebenarnya terjadi akibat kesalahan sistem pada jaringan bank ketika melakukan proses pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT).
Dengan beralaskan peraturan, mahasiswi yang telat membayar disuruh cuti, dan tidak diizinkan untuk mengikuti perkuliahan dengan alasan apapun, meskipun kesalahan terdapat pada sistem. “Saya tidak menerima alasan! Anda tidak niat kuliah!” Tuduh sang oknum dengan arogan dengan nada tinggi pada tiga orang mahasiswi di ruangannya, Senin siang(23/08). Padahal mahasiswi sudah memperlihatkan bukti dokumentasi kesalahan sistem yang membuatnya telat membayarkan uang kuliah, serta menghubungi pihak kampus.
Semestinya semua pihak maklum, pada masa pandemi seperti sekarang ini, roda ekonomi masyarakat memang lesu, apalagi dikarenakan oleh PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang di berlakukan di beberapa daerah secara Nasional. bahwa memang biaya pendidikan dirasa cukup berat di usahakan oleh orang tua mereka, sementara biaya pendidikan tidak mengalami dispensasi.
Saat di konfirmasi Oleh Media Lentera Rakyat, Tiga Mahasiswi yang masing masing bernisial (I), (R) dan (L) mereka sudah berusaha untuk menemui Oknum Wakil Rektor tersebut secara baik, bahkan salah satu dari tiga mahasiswi tersebut sampai menangis memohon untuk diberikan dispensasi, namun Sang oknum justru marah-marah tidak jelas tanpa peduli, meskipun sebenarnya ia jstru adalah seorang pejabat dalam bangku pendidikan yang mestinya memberi contoh yang baik bagi semua mahasiswa didikannya, lalu bagaimana mungkin tindakan dan ucapan yang arogan seperti ini nampak dari sosok seorang pejabat dalam Institusi pendidikan yang besar seperti IAIN. Padahal Senin sorenya ketiga mahasiswi tersebut sudah meminta tolong kepada dekan fakultas masing-masing untuk menyurati rektor, namun sang oknum tetap nenunjukkan arogansi dan egonya saat kembali ditemui oleh media Lentera Rakyat Selasa Pagi
Demi menegakan keadilan, Tiga mahasiswi berharap Pihak kampus bisa sedikit lebih flexibel dan bijak menghadapi permasalahan keuangan yang dialami oleh mahasiswa-mahasiswi, bukan justru memberikan masalah tanpa solusi atau menzalimi hak kader bangsa yang mungkin akan menjadi orang besar dikemudian hari.(Ayu)
Editor : Surya Hadinata, SH