Bukittinggi, Lenterarakyat.id (Sabtu, 20/04/24)
Partisipasi Partai Non Parlemen dalam menentukan arah Pilkada yang akan datang sangat dibutuhkan oleh para kandidat di setiap Daerah.
Agregasi kepentingan kekuasaan telah mencapai titik akumulasi tertingginya, dalam kekuatan politik lokal, khususnya untuk meneruskan agenda musiman (Pilkada) per lima tahunnya.
Itu telah dapat kita simak, dari setiap kabar berita politik di seantero negeri ini.
Di mana para pelaku politik sudah menunjukkan hasil kerjanya. Apakah itu dengan mengusungkan sendiri pasangan kandidat maupun berkoalisi dengan partai lainnya, dalam rangka mewujudkan cita-cita politik (dibaca; kekuasaan) di tingkat daerah (bupati-walikota-gubernur) pada periode ini.
Hal tersebut menjadi perhatian khusus dari seorang Politikus Senior Sumatera Barat, Ramdalel Bagindo Ibrahim mengatakan, dari sejumlah partai politik yang ada, terdapat perbedaan yang saling menguatkan, tidak saja partai yang berkursi di dewan perwakilan rakyat, namun juga terdapat partai non parlemen, sebutannya. Itu, berbeda-beda perolehannya dari satu daerah dan daerah lainnya.
Dengan kondisional yang sedemikian, diharapkan partisipasi (politik) publik pun tetap saja musti dapat diterjemahkan secara jelas oleh pemangku kepentingan partai politik pada setiap daerah itu dan juga pada tingkatan tertingginya sekalipun, pada posisi di wilayah propinsi untuk pemilihan Gubernur, misalnya. Penerjemahan kepentingan kekuasaan oleh partai politik ini, harus diiniasi secara jelas dan terukur oleh setiap elit partai lokal yang ada, bahkan musti didorong sekuatnya oleh pimpinan pusat partai itu sendiri. Ungkap Ramdalel
Ramdalel mantan Wakil Ketua DPW PBB Sumbar ini menambahkan, Pada Gagasan ini, menghimbau partai-partai lain, non parlemen, khususnya untuk sesegeranya pun dapat menetapkan arah dukungannya kepada pasangan kandidat yang sudah didukung (ditetapkan) oleh partai parlemen tadinya.
Saya menyadari, hal pendukungan ini, tentu musti memenuhi kaidah partisipasi politik itu juga dengan sepenuhnya. Dimana Komunikasi politik lintas partai, akan menjadi salah satu hal yang menentukan, bagi pihak yang akan menemukan kesepahaman dukungannya. ucap Ramdalel yang juga mantan anggota DPRD Tanah Datar yang termuda.
Lalu, yang juga akan menjadi pertimbangan utama untuk mewujudkan koalisi dukungan ini, adalah suara rakyat yang berafiliasi pada setiap partai itu sendiri. Disadari atau tidak, ada sejumlah besar suara pemilih telah terinternalisasi pada setiap partai peserta pemilu, sebelumnya. Dimana akumulasi dari suara itulah yang menjadi satu-satunya ukuran untuk didapatinya kursi parlemen itu oleh partai. Ujarnya
Maka, sekaitan dengan peristiwa yang akan terjadi pada waktu dekat ini, mendukung para pengusung kandidat, adalah sebuah keharusan politik, bagi partai non parlemen. Ini, tidak hanya tentang ikut-tak-ikutnya partai dalam agenda pilkadal itu, tapi hal ini, lebih pada meneruskan harapan juga cita-cita politik pemilih partai itu sendiri. Katanya
Ramdalel juga mengatakan, Dengan demikian, stigma bahwa dinamika partai non parlemen tak jadi perhatian, akan beralih menjadi partai yang sangat diharapkan. Ingat, dengan proses one man-one vote hari ini, maka nilai satu tusukan pemilih, tentunya amat menentukan capaian akhir dari setiap pasangan kandidat dari partai pengusung itu sendiri.
Disini juga, saya ingin katakan, marilah baiyo dalam satido, dan bersinergi untuk memenuhi harapan pemilih. Tak jumpa, rasa tiada, bertemulah jua maka akan saling merindu. Itulah politik sebagai sebuah kesejatian pilihan dalam menentukan arah dan gagasan masa depan, pada setiap tingkatan pemerintahan daerah ini. Punglas Ramdalel mengakhiri. (RSA)