BUKITTINGGI, LENTERA RAKYAT.ID — Merabaknya pandemi Covid-19 membuat Kota Bukittinggi kembali menyandang status zona merah. Dampak ini dirasakan langsung oleh sekolah-sekolah yang ada di Bukittinggi.
Untuk itu Proses Belajar Mengajar (PBM) yang semulanya sudah melakukan tatap muka meski dengan sistem shift, kembali dilakukan dengan sistem daring.
“Mau tidak mau kita harus melaksanakan sekolah daring, meskipun tatap muka ka kita senang”, ucap Kepala Sekolah SDN O8 Kubu Tanjung, Refni Milda, S.Pd.
Sebenarnya para murid, guru, bahkan orang tua merasa sangat senang dengan kembalinya anak ke sekolah, karena sistem daring membuat orang tua kewalahan mengajar anak dirumah.
Orang tua yang seharusnya bisa bekerja dengan full untuk mencari nafkah, sekarang harus meluangkan waktunya kembali untuk membantu tugas guru dari rumah.
Jika dibandingkan tatap muka dengan sekolah daring, para guru kesulitan karena tudak bisa mengukur bagaimana kualitas anak yang sebenarnya.
“Baguslah tatap muka daripada daring, kalau dari tugas kan kadang dibantu orang tua, jadi tidak bisa mengukur kemampuannya, tidak nampak kemampuan anak kalau daring”, tambahnya.
Jika melalui tatap muka, guru bisa langsung menjelaskan pelajaran mana yang kurang dipahami anak.
Selain itu, sekolah daring banyak permalasalahannya, apalagi jika dalam satu rumah ada beberapa anak yang skolah lebih dari satu, tentu saja hp orang tua harus dipakai secara bergantian.
“Tidak jelas, tidak memuaskan sekolah daring, karena kemampuan anak tidak bisa diukur dari sekolah daring”, ucapnya.
Kepala Sekolah SDN 08 Kubu Tanjung Refni Milda, S.Pd., berharap semoga sekolah daring ini lebih cepat berlalu, dengan selalu menjaga kesehatan dan melaksanakan protokol kesehatan. (Ayu)
Editor : Surya Hadinata, SH