SAWAHLUNTO, LENTERARAKYAT.ID — Usai bencana banjir dan longsor yang terjadi d Kecamatan Silungkang Jumat lalu (03/05), Pemerintah Kota (Pemkot) Sawahlunto menyatakan total kerugian bencana mencapai 6.630.137.236 rupiah.
Kerugian tersebut menurut Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sawahlunto Dedi Ardona, di Sawahlunto, dihitung berdasarkan kerugian di sektor perikanan, rumah atau pemukiman, pertanian, sekolah, jalan dan irigasi yang rusak, Kamis (30/05).
“Pada sektor pertanian tercatat kerugian mencapai Rp173.500.000, di sektor perikanan Rp600.000, dan kemudian rumah/pemukiman Rp1.657.470.000”, terangnya
Sementara untuk kerugian di sektor sekolah mencapai Rp10.500.00, sektor jalan Rp4.592.967.236, dan irigasi Rp194.100.000.
“Rumah terdampak bencana 416 unit, fasilitas umum 3 unit dan 8 titik, jalan longsor 49 ruas, lahan pertanian 12,9 ha dan irigasi 1 unit,” terangnya.
Disisi lain, terdapat satu orang korban yang meninggal dunia dari bencana banjir dan longsor tersebut, sedangkan warga luka-luka ada 10 orang.
Kendati demikian, masyarakat yang terdampak mencapai 433 Kepala Keluarga (KK) atau setara dengan 1641 jiwa. Sedangkan warga yang diungsikan sebanyak 33 KK atau 139 jiwa.
Pj Wali Kota Sawahlunto Fauzan Hasan menyampaikan, pihaknya telah berupaya melakukan penanganan bencana secara terpadu semaksimal mungkin.
“Kita telah mengerahkan seluruh sumber daya yang ada di Pemkot dan juga didukung Pemerintah Provinsi sampai Pemerintah Pusat, sampai-sampai kita mengerahkan juga jajaran ASN untuk bergotong royong ke lokasi fasilitas umum dan rumah-rumah warga yang terdampak bencana,” tegas dia.
Untuk sekarang ini langkah penanganan bencana yang masih dilakukan yakni bergotong royong membersihkan dan membenahi rumah yang terdampak serta penyaluran bantuan.
Sementara status tanggap darurat bencana diberlakukan mulai tanggal 5 mei hingga 1 juni 2024. (Ayu)
Editor : Surya Hadinata, SH