BUKITTINGGI, LENTERARAKYAT.ID — Dalam upaya mencetak lulusan yang memiliki daya saing internasional, sekaligus menjaga jati diri diaspora Minangkabau agar tidak tercerabut dari akar budayanya, Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UM Sumatera Barat) meluncurkan Program Pertukaran Mahasiswa Internasional “VR2ISEP” atau “Virtual Ranah Rantau International Student Exchange Program”. Peresmian program dilakukan oleh Rektor UM Sumatera Barat, Dr. Riki Saputra, MA tanggal 6 Juli 2022 di Kampus III Bukittinggi. Hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Barat, Dr. H. Shofwan Karim, MA, Dekan dan Ketua Prodi di lingkungan UM Sumatera Barat.
Program pertukaran mahasiswa pada tahun pertama ini dilakukan secara virtual antara mahasiswa UM Sumatera Barat yang berdomisili di Sumatera Barat (Ranah) dengan mahasiswa keturunan Minangkabau di Amerika Serikat dan Australia (Rantau).
Kegiatan yang bertema “When Ranah Meets Rantau” tersebut terselenggara atas kerjasama UM Sumatera Barat dengan “Minang in America”, sebuah organisasi diaspora Minang di Amerika Serikat dipimpin oleh Muhammad Afdal dan “Surau Sydney Australia” atau SSA yang dipimpin oleh Novri Latif.
Dalam laporannya, Ketua Panitia VR2ISEP, Isral Naska, MA menyatakan bahwa program ini diikuti oleh 16 orang mahasiswa UM Sumatera Barat, 6 orang mahasiswa dari Amerika Serikat dan 6 orang mahasiswa dari Australia. Kriteria peserta dari mancanegara tersebut adalah merupakan mahasiswa undergraduate pada perguruan tinggi di masing-masing negara dan memiliki latar belakang etnis Minangkabau. Bentuk kegiatan berupa diskusi antara peserta dari tiga negara seputar Minangkabau, Kepemudaan dan Al Islam dan Kemuhammadiyahan. Kegiatan diskusi secara virtual akan dimulai setelah keluarnya izin belajar bagi mahasiswa asing tersebut dari Kemedikbud RI. Selain itu, pada bulan Desember 2022, para mahasiwa dari Australia akan berkunjung ke Sumatera Barat dalam rangka “Summer School”.
Usai peluncuran dilanjutkan dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MOU) antara UM Sumatera Barat dengan mitra program yaitu “Minang in America” dan “Surau Sydney Australia” sehingga kegiatan ini dapat terselenggara secara berkelanjutan.
Untuk memantik diskusi mengenai Minangkabau, forum menghadirkan Wakil Presiden Minangkabau Diaspora Network Global (MDNG) Dirwan Ahmad Darwis. Kuliah Umum yang dimoderatori oleh Efri Yoni, SS, MA tersebut menjelaskan mengenai jati diri orang Minangkabau yang sudah terseret arus alias “hanyuik”. Salah satu buktinya adalah sudah semakin berkurangmya penutur bahasa Minangkabau baik yang berada di kampung halaman maupun perantauan. Aspek berbahasa adalah salah satu indikator yang dapat diukur karena bahasa menunjukkan bangsa. Selama ini bahasa dalam banyak hal sangat memainkan peranan dalam membentuk kepribadian atau budi pekerti dan nilai-nilai luhur dalam kehidupan sebagai gambaran jati diri. (Syam)
Editor : Surya Hadinata, SH