PASAMAN, LENTERARAKYAT.ID –Bencana Alam, Gempa Malampah Kabupaten Pasaman, Tahun 2022 silam, masih menyisakan sekelumit persoalan. Berbarengan dengan berjalannya waktu, penduduk dilokasi paparan bencana, sudah terlihat mulai bangkit. Ekonomi warga, jugamulai membaik, kendati luka dan derita saat bencana, masih jelas membekas.
Minggu (14/4) jurnalis Lenterarakyat.Id Kabupaten Pasaman, menjambangi salah satu lokasi terparah Bencana Gempa Malampah, yakni Kampung Guguang Nagari Malampah.
Berada diketinggian dengan posisi Kampung berada di “Pinggang” Gunung Pasaman, sepintas terlihat, kampung dimaksud memiliki pemandangan indah dengan tanah pertanian yang sangat subur.
Kampung Guguang, adalah lokasi, terparah, paparan Gempa Malampah 2022 silam. Selain hancurnya sejumlah unit pemukiman warga, dilokasi tersebut juga terdapat korban jiwa.
Salah seorang warga Kampuang Guguang, Satria (43) menceritakan, saat kejadian, terdengar gemuruh yang sangat kuat dan beberapa saat setelahnya, terjadilah Gempa Bumi dahsyat, ujarnya dengan mata berkaca.
“Saat itu, kampung kami, luluh lantak”, ujarnya.
Selain dua korban jiwa, di Kampuang Guguang, hampir 50 unit rumah, nyaris hancur.
“Pasca Bencana Gempa, Alhamdulillah, respon dan perhatian dari pemerintah dan berbagai elemen masyarakat, baik yang ada di Kabupaten Pasaman, maupun diluar, sangat tinggi. Berbagai bantuan – pun, sampai kepada warga terdampak bencana”, beber Satria lagi.
Khusus bantuan untuk pemukiman, mulai dari rusak ringan, sedang dan berat, juga diterima warga masyarakat.” Beragam, pola bantuannya. Yang rusak ringan, dibantu dengan nominal yang berbeda, ulasnya lagi.
Saat Lenterarakyat, menanyakan tentang informasi Penyelidikan Kasus Bantuan Gempa Malampah, yang telah ditangani pihak kejaksaaan, Satria mengaku, mendengar informasi dimaksud. “Kita berharap, kepada aparat penegak hukum, untuk bisa membuat jernih persoalan ini, dan tentu saja, bagi yang berbuat salah, harus mempertanggung-jawabkan perbuatannya, dihadapan hukum”, cecar, Nurdin, warga Guguang yang ditemui didepan rumahnya.
Saat Lenterarakyat, menanyakan tentang prosedur dan mekanisme mendapatkan bantuan perumahan, diakui Nurdin, tidak ingat lagi.” Yang pasti, apapun syarat dan mekanisme yang disampaikan, warga, “manut” saja, yang penting bisa mendapatkan bantuan, sebutnya.
Pantauan Lenterarakyat disejumlah lokasi di Malampah, kondisi dan bentuk perumahan bantuan, bervariasi. Bahkan, masih ada tumpukkan material bangunan, berupa semen dan kayu, yang masih tergeletak, didepan rumah bantuan dimaksud. (Ade)
Editor : Surya Hadinata, SH