AGAM, LENTERA RAKYAT.ID — Demi mencegah Agar generasi muda tidak hilang minat membaca ditengah derasnya arus globalisasi yang berkembang begitu pesat, maka Kemendagri mengadakan kegiatan International Minangkabau Literacy Festival (IMLF) pada 22 hingga 27 Februari 2023.
Kegiatan yang berlangsung di PPSDM Kemendagri Regional Bukittinggi ini dihadiri oleh narasumber yang berasal dari 11 negara seperti Australia, India, Bangladesh, Malaysia, Rusia dan lainnya yang berkesempatan hadir, dan juga dari peserta sendiri hadir sebanyak 140 orang.
“Kegiatan IMLF ini diadakan dalam rangka mengembalikan dan mengenalkan kembali tentang Minangkabau, ini sebuah festival yang mengangkat dan membangun sastra anak bangsa melalui literasi”, terang Sekretaris Daerah Kabupaten Agam Drs. Edi Busti, M.Si mewakili Bupati Agam yang berhalangan hadir pada Jumat (24/02).
Pada saat kedatangan, Sekda beserta rombongan dan juga narasumber disambut menggunakan tari Galombang yang diiringi dengan Gandang Tasa, meskipun dalam cuaca yang kurang mendukung namun tidak mengurangi niat masyarakat untuk suksesnya festival ini.
Selain itu, juga ada masyarakat yang menggunakan pakai adat Minangkabau mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, mulai dari Suntiang, Pakaian Koto Gadang, Bundo Kanduang, Randai, dan baju adat khas Minang lainnya.
Kegiatan ini didukung sepenuhnya oleh nagari Simarasok yang di inisiatori oleh Ibu Sastri Bakri mantan Inspektur Keuangan Mendagri yang sudah dipersiapkan dari empat bulan lalu, dengan berbagai persiapan matang hingga mampu berjalan hingga saat ini.
“Sasarannya sendiri untuk seluruh kalangan mulai dari anak-anak, SMA, Mahasiswa sampai ke pelaku UMKM yang menguntungkan sekali kepada masyarakat”, tukas Mhd Nurzen saat diwawancarai media Lentera Rakyat.
Selain pameran lukisan dan buku, di sekitar lokasi festival dipenuhi dengan pedagang-pedagang UMKM yang menjual berbagai produk lokal dan masakan khas Minangkabau.
“Untuk generasi, mari sama-sama kita dukung acara ini karena sulit didapatkan, dan harapan untuk pemerintah Provinsi dan Kabupaten, kalau bisa kita yang mengadakan sehingga terpicu masyarakat kita dari yang kecil hingga dewasa betapa seni dan budaya penting sekali dalam Minangkabau”, tambahnya.
Selain itu, saat berbincang-bincang dengan salah seorang narasumber dari Australia Prof. David Reeve mengakui bahwa dirinya sudah mengunjungi hampir seluruh daerah di Sumatera Barat, dan juga hampir setiap hari mencicipi makanan Minangkabau karena di Australia sendiri juga ada rumah makan Minangkabau. (Ayu/Achi)
Editor : Surya Hadinata, SH