BUKITTINGGI, LENTERARAKYAT.ID — MDTA Nurul Hudayah Kubu Tanjung, Kecamatan ABTB, Kota Bukittinggi laksanakan khatam Al Qur’an yang ke 40 yang berlangsung dari tanggal 4 hingga 6 Agustus 2023.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan meriah dan turut dihadiri oleh Wakil Wali Kota (Wawako) Bukittinggi Marfendi, Ninik Mamak, Alim Ulama, beserta undangan dan seluruh yang terkait dalam mensukseskan acara Khatam Al Quran.
Kegiatan ini mengkhatamkan 27 orang murid dengan mengadakan lomba tahfidz dan mengaji. Serta diakhiri dengan arak-arakan sepanjang jalan Kubu Tanjung dan sekitarnya pada Minggu (06/08).
“Khatam Al Quran ini adalah alek nagari, jadi seluruh nagari yang punya alek, kita menginginkan Al Quran itu ada di dada masyarakat Bukittinggi dan mereka benar-benar dekat dengan Al Quran”, terang Wawako yang akrab disapa Buya Marfendi itu.
Lanjutnya, kepada mamak dan bapak-bapak kedepannya bisa melepaskan anak-anak untuk pergi kesurau, karena Khatam Al Quran merupakan acara besar bagi Nagari.
“Ketika anak kemenakan sudah ada Al Quran di dadanya, maka anak kemenakan ini akan menjadi pemimpin dimasa depan, disitulah berkah Allah akan datang”, tambahnya.
Terang Marfendi, ini yang kita harapkan dari Pemerintah Kota Bukittinggi, sepuluh tahun kepan negri ini akan diisi oleh orang-orang yang beriman dan bertaqwa.
Ditempat yang sama, Dt Rajo Ameh selaku ninik mamak di Bukittinggi juga berpesan untuk generasi berikutnya agar meningkatkan lagi pengajiannya.
“Kapan perlu jangan berhenti disini saja, harapan juga untuk anak kemenakan, jangan merasa sudah selesai tapi lanjutkan ketingkat lebih tinggi, ibarat kata pepatah hafal kaji karena diulang”, terang Dt Rajo Ameh.
Sebelumnya Buya Marfendi memberikan PR kepada ninik mamak untuk memperkenalkan apa itu Kurai kepada anak kemenakan, karena ketika ditanya apa itu Kurai yang notabene merupakan dasar dari orang Bukittinggi sendiri, mereka tidak tahu.
“Inilah kesalahan mamak tidak ada mengajarkan kepada anak kemenakan, mana yang nagarinya, kampungnya, terkadang ada pula kemenakan yang tidak tahu dengan mamaknya, dan mamak sendiri tidak tahu bahwa dia adalak mamak”, tegas Dt Rajo Ameh kepada lenterarakyat.id.
Dt Rajo Ameh meminta kepada ninik mamak jangan sampai budaya kita dihilangkan orang, inilah contoh tanda adanya alek nagari yang dilepas oleh ninik mamak.
“Peran ninik mamak sangat saya harapkan juga, kalau bisa beramanahlah kepada anak kemenakan, seperti kata buya tadi terkadang ke anak kemenakan tidak tahu nagarinya, yang Kurai saja mereka tidak tahu, padahal Bukittinggi ini adalah kurai dahulunya, inilah yang kurang”, tambahnya.
Harapannya kepada ninik mamak, tolong tunjuk ajari dan bimbing anak kemenakan untuk selanjutnya. (Ayu)
Editor : Surya Hadinata, SH