BUKITTINGGI, LENTERARAKYAT.ID — Semakin banyaknya gaya oknum manusia dalam mencari pemasukan, tak penting halal ataupun haram orang pun bisa diperdagangkan.
Kali ini untuk menindak pelaku Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), Satuan Reskrim Polresta Bukittinggi menelisir kesetiap celah yang mungkin saja menjadi akses mucikari melakukan TPPO Sabtu (05/11).
Plt. Kapolresta Bukittinggi AKBP Wahyuni Sri Lestari, S.I.K., M.H. melalui Ps. Kasat Reskrim AKP. Fetrizal S, S.I.K., M.H menjelaskan, pada pelaksanaan Operasi Pekat (penyakit masyarakat) Kamis malam (03/11), Sat Reskrim Polresta Bukittinggi mengamankan pelaku yang disuga terlibat dalam tindak pidana perdagangan orang terhadap korban berinisial S (18).
Penangkapan berawal dari informasi yang didapatkan akan adanya transaksi antara pengguna jasa PSK dengan terduga pelaku inisial I (21), kata AKP. Fetrizal S, S.I.K., M.H.
“Dikarena tidak mendapatkan PSK saudari I meminta tolong kepada saudara A (23) untuk mencarikan PSK, karena tidak kunjung mendapat PSK, saudara A menggunakan aplikasi pesan Michat untuk mencari PSK”, Jelas Kasat Reskrim
Setelah mendapatkan PSK melalui aplikasi pesan Michat, kedua pelaku menawarkan kepada pengguna jasa untuk bertemu di salah satu hotel di Kota Bukittinggi, setelah berada didalam kamar hotel, tim melakukan penangkapan terhadap terduga pelaku, korban dan penggunaan jasa PSK.
“Terkait tindak pidana TPPO yang dilakukan terduga pelaku, dari pengakuan baru yang pertama,akan tetapi hal tersebut terus kita dalami apakah terduga pelaku ini tergabung dalam sindikat penyedia jasa PSK”, tambah Ps. Kasat Reskrim AKP. Fetrizal S, S.I.K., M.H.
Dari penangkapan ini diamankan barang bukti berupa uang tunai sebesar satu juta dua ratus ribu rupiah, handphone(HP), alat kontrasepsi dan juga tisu.
AKP. Fetrizal mengatakan, terhadap kedua pelaku kita terapkan pasal 2 Undang-undang 21 tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan orang dengan ancaman hukuman minimal 3 tahun maksimal 15 tahun. (Ayu)
Editor : Surya Hadinata, SH