LEGENDA BANCAH PUTI JANIK
Oleh : Fredrik Tirtosuryo Esoputra, S. Pd., M. Sn.
Bukittinggi, 22 Oktober 2021
JANIK INGIN MEMBUAT BAJU
Seperti biasanya, sepulang mencari kayu bakar Ibu Janik memasak bahan makanan untuk santapan malam mereka. Selesai makan malam, ketika Ibu Janik sedang berleha-leha menjelang akan pergi tidur, Janik putrinya, menghampirinya seraya mengutarakan maksudnya.
“Bu aku ingin membuat baju baru”, kata Janik.
“Bajumu sudah banyak Janik, dan masih bagus-bagus. Untuk apa buat yang baru lagi, nak? Bulan kemarin, baru buat baju baru lagi nak”, jawab Ibu Janik.
“Sudah bosan aku memakai baju-baju itu-itu saja, Bu. Selain sudah usang, modelnya pun sudah ketinggalan. Aku ingin buat baju hasil tenunanku sendiri Bu”, Jawab Janik dengan memberi alasan.
“Iya nak, kalau itu keinginanmu buatlah nak, besok Ibu belikan benangnya ke pasar selesai menjual kayu bakar kita”, Jawab Ibunya menyetujui permintaan Puti Janik.
Esok harinya, pagi-pagi benar Ibu Janik sudah pergi ke pasar membawa kayu bakar yang hendak dijualnya, sementara Janik masih tidur nyenyak. Sesampai di pasar Ibu Janik menawarkan kayu bakarnya kepada pembeli. Tengah hari kayu bakar Ibu Janik habis terjual seluruhnya. Ia pun segera membeli benang keperluan Janik untuk menenun kain bajunya. Setelah membeli benang, Ibu Janik juga membeli bahan-bahan keperluan sehari-hari. Selanjutnya ia pulang ke rumahnya.
Setiba di rumah, Ibu Janik menyerahkan benang yang dibutuhkan Janik buat menenun. Janik segera memulai pekerjaannya, untuk mewujudkan keinginannya. Sedangkan Ibu Janik segera ke dapur memasak makanan yang akan mereka santap hari itu. Mereka pun makan setelah masakan yang dibuat Ibu Janik selesai. Selesai makan, Janik melanjutkan pekerjaannya. Ibunya pergi mencari kayu bakar ke hutan setelah membersihkan peralatan dapur.
Sedang asyik-asyiknya menenun, suri yang dipergunakan Janik untuk menenun rusak. Dengan perasaan jengkel terpaksa Janik menghentikan pekerjaannya. Sepulang Ibunya mencari kayu bakar di senja hari, ia memberitahukan pada ibunya bahwa suri yang dia pergunakan rusak.
“Bu, suri kita sudah rusak, besok temani aku pergi meminjam suri ke Pandai Sikek di tempat temanku, Bu”, pinta Janik menjelaskan.
“Ke rumah siapa itu Janik?”, tanya Ibunya.
“Ke tempat temanku, Bu. Sari namanya, dia tinggal di Jorong Pagu-pagu Pandai Sikek Bu. Sudah ya Bu, jangan banyak tanya, besok Ibu juga bertemu dengan dia”, jawab Janik pada Ibunya.
Ibu janik pun diam, setelah mendengar jawaban anaknya. Tidak beberapa lama setelah berbicara dengan Puti Janik, sementara Janik lagi masih duduk di ruang tengah. Ibu janik pergi menuju ke kamar tidurnya. Sebentar saja sampai di tempat tidur, Ibu Janik langsung tertidur dengan pulasnya, maklum siang tadi sudah terlalu capek bekerja ke pasar, mencari kayu bakar di hutan dan sesampai di rumah ia harus memasak pula. “Khu….egh…khur”, bunyi suara dengkur Ibu Janik, menandakan ia sangat pulas tidur. Tidak beberapa lama kemudian, Janik pun menyusul pergi tidur ke kamarnya. Memang sudah sewajarnya setiap manusia tidur untuk beristirahat pada malam hari, karena sudah capek beraktivitas pada siang harinya.
Bersambung,,,,,
Editor : Surya Hadinata, SH